Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cycloops yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua, berpotensi untuk pengembangan budi daya ikan air tawar. Hal itu dikatakan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Jayapura, Yunus Paelo, Senin.
Ia menjelaskan, potensi air Danau Sentani yang merupakan salah satu danau terbesar dan terluas di Papua itu sangat cocok untuk pengembangan budi daya ikan air tawar untuk peningkatan gizi keluarga dan salah satu sumber pendapatan daerah. “Sayangnya potensi itu sampai saat ini belum dikelola oleh pemerintah dan masyarakat sekitar secara efektif,” kata Yunus.
Ia menambahkan, dengan potensi debit air yang berskala besar tersebut, danau Sentani dapat dijadikan lahan budidaya berbagai jenis ikan air tawar, yang nantinya dapat memenuhi permintaan pasar di Papua bahkan sampai keluar Papua. “Danau Sentani bisa untuk budi daya banyak jenis ikan air tawar seperti Mujair, Mas, Lele, Nila, dan berbagai jenis ikan berprotein tinggi lainnya,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan pembudidayaan ikan air tawar di daerah lain, kata dia, hasilnya lebih banyak di danau Sentani, padahal debit airnya lebih kecil, karena mereka lebih memahami pembudidayaan ikan itu ditambah bantuan dan sosialisasi dari pemerintah setempat.
“Kita contohkan para petani di Samarinda, Kalimantan Timur yang begitu gigih mengembangkan berbagai jenis ikan air tawar di sejumlah sungai-sungai di kawasan itu, padahal debit airnya kecil jika dibandingkan Danau Sentani yang menyimpan debit air paling besar dari Pegunungan Cycloops,” terangnya.
Yunus mengemukakan, ada tiga faktor yang paling utama dalam pengembangan budi daya ikan air tawar yaitu penyediaan bibit ikan, penyediaan pabrik pengolahan pakan ikan, dan penyediaan pasar. “Saya pikir hal ini sangat perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan semua pihak terkait,” paparnya.(*an)
Dikutip dari: http://matanews.com/2009/07/21/potensi-lain-danau-sentani/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar